Recent Blog Post

Archive for September 2016

  • Beberapa waktu lalu aku sempat menuliskan bahwa aku adalah seorang inang yang akan segera ditinggal oleh parasit yang selama ini beranaung di rantingku. Dan itu benar-benar terjadi, parasit itu pergi. Ah tidak, dia tidak pergi, dia hanya berpindah dari rantingku, ranting di seberangku telah ia pilih untuknya bernaung saat ini. Entah dia telah menemukan kenyamanan atau tidak, aku tidak peduli. Dia bukan lagi bagian dari rantingku. Ya, aku dulu selalu menyebutnya bagian dari rantingku meskipun ia hanya sebagai parasit fakultativ yang sama sekali tak menguntungkan bagi pertumbuhan rantingku, ia hanya parasit yang membutuhkan saluran energi agar mampu bertahan hidup. Aku tak segan untuk menyalurkan sebagian energiku untuknya tumbuh, untuk ia tetap bertahan disaat ia benar-benar membuhtuhkan. Namun aku rasa semua itu sia-sia. Energi yang kuberikan tak berarti apa-apa dan hanya menyisakan luka.
    Ah sudahlah, sebuah parasit hanya akan selalu menjadi parasit dan tak akan pernah berubah menjadi sebuah inang. Tapi, terlalu munafik rasanya jika aku benar-benar tak peduli dan menganggapnya bukan lagi bagian dari rantingku, karna sejauh ini aku masih terus berusaha untuk menyalurkan secuil energiku, dengan atau tanpa sepengetahuannya. Terkadang, aku berharap untuknya kembali  bernaung padaku, menjadi parasit obligatku dan menjadikan aku inang yang selalu ia tumpangi. Aku tak bisa menyangkal jika saat ini aku memang sedang merindunya, meridukan saat terlemah hidupnya dan merangkulnya dalam kehangatan, menyalurkan segenap energi yang tersisa.
    Kau tau? Sesekali dalam setiap hariku, aku selalu menempatkan bola mata di tepi hanya untuk sekedar melirikmu, menelusuk seberapa bahagia kau bersama inang yang kau tumpangi detik ini. Kau tak akan pernah sadar seberapa dalam aku menatapmu dan seberapa tajam luka telah menyayat di setiap detiknya. Semoga kau bahagia, semoga kau menemukan kenyamanan yang tak pernah kau temukan selama kau bernaung di rantingku yang saat ini telah rapuh. Semoga inangmu saat ini adalah dia yang benar-benar kau butuhkan, dia yang kau harapkan, dan dia yang dapat memahami apa yang inginkan. Satu harapku, semoga tak ada lagi perih yang tercipta pada ia yang kau jadikan inang dalam hari-hari panjangmu. Salam hangat dariku, inangmu terdahulu. 


    Bukit Jimbaran, 27 September 2016

    It's a Real Good Bye

  • - Copyright © Firda Nurdiana - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -