Archive for Maret 2016
Cara move on paling tepat itu memang dengan menemukan pengganti seseorang yang telah membuat stagnasi pada perasaan kita. dan biasanya, stagnasi itu penyebabnya karna kita terlalu fokus pada satu titik kenyamanan yang sebenarnya telah membuat satu titik baru yakni titik keresahan, namun seringkali titik resah itu ditutupi oleh titik nyaman dan juga dihantui oleh semua bayang-bayang bahagia yang mungkin pernah ada serta masih berharap bahagia yang pernah singgah itu akan terulang dan menjadi titik akhir dari segala rasa.
Gue rasa, fenomena gagal move on itu sebabnya karna semua titik jenuh dalam hubungan percintaan itu telah terkumpul dan men-zonasi dalam satu celah. segala titik yang ada terkumpul dalam zona itu, saling bertukar cerita, berpegangan erat, seperti enggan untuk berpisah dengan titik yang lain, segala titik rasa yang pernah ada dan tercipta oleh 2 insan.
Ah apasih yang gue tulis ini, gue sendiri berasa hiperbola banget nulisnya. tapi gue emang mau cerita kalo gue udah berhasil netralisir perasaan gue yang pernah muncul dipermukaan lautan hati yang dalam dan penuh akan loveplankton serta mikrolovisme yang sudah menjadi tumbuhan sejati di dasar. lega banget rasanya, everything seems like nothing was going on. dan apa yang gue tulis dalam kalimat awal pembuka catatan ini emang bener. kita akan berhenti mencintai, mengagumi, serta memendam segala rasa tersebut ketika celah hati yang kosong terisi oleh rasa yang benar-benar baru. rasa yang mampu meg-eleminasi rasa yang lampau.
Namun rasa lega itu gak berlangsung lama, terlalu sebentar untuk merasakan semua kebebasan tanpa rasa. rasa baru yang muncul itu mulai sama seperti rasa lampau itu, ada sakit yang terasa, iri pada mereka yang mampu berlaku selayaknya teman sepermainan. sedangkan gue? gue bersi keras untuk bersikap as usual to hide its feeling. rasa canggung yang berlebihan saat mata terpaut, hati yang berdetak lebih kencang ketika nama itu terucap, bahagia yang memuncak ketika nama muncul dalam layar, rasa gundah selalu menghampiri jika ia tak datang, cemburu yang menggelegar ketika seorang wanita duduk manis disamping pujangga cinta yang gue rindu, dan akhirnya sedih yang tersisa saat gue rasa he's just my friend in need. walaupun begitu, gue gak pernah bisa nolak kalau do'i butuh bantuan. segala sesuatu menjadi tidak biasa. dan gue benci segala ketidakbiasaan ini.
Kadang gue mikir, untuk apa segala rasa itu tercipta jika akhirnya perih yang tersisa? sering terbesit untuk mematikan segala rasa yang gue punya. kembalikan segalanya seperti biasa, menjadi hidup yang sempurna tanpa rasa yang hampa. Tuhan, hanya ini yang kuminta dalam malam penuh bimbang ini, tolong hapuskan segala rasa untuknya. agar kutahu kau masih mencintaiku dan menjagaku dari segala kesalahan tentang cinta dan rasa.